JellyPages.com

Minggu, 28 Oktober 2012

Studi Kasus Polisi yang Tidak Profesional

Oleh Sarah Maftuha

KPK VS POLRI
JAKARTA - Suasana tegang terjadi di kantor Komisi Pemberantasan Korupsi, di Jalan HR Rasuna Said, Jakarta, Jumat malam, 5 Oktober 2012. Sekitar pukul 20.00 WIB, belasan polisi mendatangi kantor lembaga antikorupsi dan disebut-sebut hendak menjemput paksa salah satu penyidik terbaik KPK, Komisaris Pol. Novel Baswedan.

Novel merupakan penyidik yang berperan penting dalam mengungkap kasus dugaan korupsi proyek simulator ujian Surat Izin Mengemudi Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri. Dia juga yang menyidik skandal korupsi yang melibatkan mantan Bendahara Partai Demokrat M. Nazaruddin.

Lalu, apa salah Novel?

Menurut sejumlah keterangan yang dihimpun VIVAnews di lapangan, salah satu anak buah Novel diduga pernah salah tembak saat menangkap pencuri burung walet di Bengkulu pada 2004. Novel sendiri telah diperiksa oleh kepolisian dan dinyatakan clear.

"Untuk mempertanggungjawabkannya, jajaran Polda Bengkulu mendatangi KPK untuk menangkapnya," kata sumber itu.

Ganjilnya, penangkapan ini justru saat ada perseteruan antara polisi dan KPK. Padahal, kasus ini sudah terjadi delapan tahun lalu.

Keganjilan lain yang lebih mencolok, saat ini polisi sedang bersitegang dengan KPK dalam kasus penyidikan korupsi pengadaan simulator SIM di mana Irjen Pol. Djoko Susilo telah ditetapkan sebagai tersangka. Kedua lembaga penegak hukum itu menyatakan sama-sama mempunyai wewenang untuk menyelidiki perkara sensitif ini.

Buntutnya, 15 penyidik polisi yang diperbantukan di KPK ditarik Polri. Namun, masih ada lima penyidik Polri yang memilih bertahan di KPK, salah satunya adalah Novel.

Sepupu Anies Baswedan

Dalam akun twiter @aniesbaswedan, Anies Baswedan, aktivis antikorupsi yang juga rektor Universitas Paramadina Mulya mengaku bila Novel merupakan sepupunya. “Ya, adik sepupu. RT:”@tegarid: @aniesbaswedan penyidik KPK Novel Baswedan yg mau dijemput provost, masih ada hubungan famili ya?”

Anies pun malam ini mendatangi gedung KPK. Kedatangannya untuk mendukung KPK dari intervensi pihak yang ingin melemahkan lembaga ini.

Dia mengatakan, seluruh rakyat Indonesia harus mengambil posisi yang jelas, apakah berada di posisi memberantas korupsi atau membiarkan para koruptor. "Hari ini kita menyaksikan tekanan itu luar biasa," kata Anies di kantor KPK. (art)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar