JellyPages.com

Sabtu, 08 Oktober 2011

ASUMSI DAN KONSEP DASAR

Di dalam menyusun prinsipa akuntansi, digunakan asumsi-asumsi dn konsep-konsep dasar tertentu. Asumsi dasar ini merupakan aspek dari lingkungan di mana akuntansi dilaksanakan. Sedangkan konsep-konsep dasar merupakan pedoman dalam menyusun prinsip akuntansi.
Asumsi Dasar
Kesatuan Usaha Khusus (Economic Entity)
Di dalam konsep ini, perusahaan dipandang sebagai suatu unit usaha yang berdiri sendiri, terpisah dari pemiliknya. Atau dengan kata lain perusahaan dianggap sebagai “ unit akuntansi” yang terpisah dari pemiliknya atau dari kesatuan usaha yang lain. Untuk tujuan akuntansi, perusahaan dipisahkan dari pemegang saham atau pemilik. Dengan anggapan seperti ini maka transaksi-transaksi pemilik dan oleh karenanya maka semua pencatatan dan laporan dibuat untuk perusahaan tadi.
Kontinuitas Usaha (Going Concern)
            Konsepini menganggap bahwa suatu perushaan itu akan hidup terus, dalam arti diharapkan tidak  akan terjadi likuidasi dimasa yang akan datang. Penekanan dari konsep ini adalah terhadap anggapan bahwa akan tersedia cukup waktu bagi suatu perusahaan untuk menyelesaikan usaha, kontrak-kontrak dan perjanjian-perjanjian. Oleh karena itu dibuat berbagai metode penilaian dan pengalokasian dalam akuntansi yang didasarkan pada konsepini.
            Penggunaan Unit Moneter dalam Pencatatan ( Monetery Unit)
            Beberapa transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan dapat dicatat dengan menggunakan ukuran unit fisik atau waktu, tetapi karena tidak semua transaksi itu bisa menggunakan ukuran fisik yang sama, sehingga akan menimbulkan kesulitan-kesulitan di dalam pencatatan dan penyusunan laporan keuangan. Untuk mengatasi masalah ini maka semua transaksi-transaksi yang akan terjadi akan dinyatakan di dalam catatan dalam bentuk unit meneter pada saat terjadinya transaksi itu. Unit mineter yang digunakan adalah mata uang dari negara di mana perusahaan itu berdiri.




            Periode Waktu (Time-Period)
            Kegiatan perusahaan terus berjalan terus dari periode yang satu ke periode yang lain dengan volume dan laba yang berbeda. Masalah yang akan timbul adalah pengakuan dan pengalokasian ke dalam periode-periode di mana dibuat laporan-laporan keuangan. Laporan keuangan ini harus dibuat tepat pada waktunya, agar berguna bagi manajemen dan kreditur. Oleh karena itu perlu dilakukan alokasi ke periode-periode untukk transaksi-transaksi yang mempengaruhi beberapa periode. Selisih antara jumlah-jumlah yang ditaksir dengan yang sesungguhnya terjadi jika tidak cukup berarti, akan diserap oleh periode berikutnya. Tetapi jika selisih itu jumlahnya cukup berarti sehingga akan menyesatkan laporan keuangan periode berikutnya maka akan dilakukan penyesuaian terhadap laporan keuangan itu.

Konsep Dasar
Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)
            Prinnsip ini menghendaki digunakannya harga perolehan dalam mencatat aktiva, utang, modal dan biaya. Yng dimaksud dengan harga perolehan adalah harga penukaran yang disetujui oleh dua pihak yang tersangkut dalam transaksi. Harga perolehan ini harus terjadi dalam satu transaksi diantara kedua belah pihak yang bebas (arm’s-length). Harga pertukaran ini dapat terjadi pada seluruh transaksi dengan pihak ekstern, baik yang menyangkut kativa, utang, modal dan transaksi lainnya.
Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)
            Pendapatan adalh aliran masuk harta-harta yang timbul dari penyerahan barang atau jasa yang dilakukan oleh suatu unit usaha selama suatu periode tertentu. Dasar yang digunakan untuk mengukur besarnya pendapatan adalh jumlah kas yang diterima dari transaksi penjulan denganpihak yang bebas. Istilah pendapatan dalam prinsip ini merupakanistilah yang luas, di mana didalam pendapatan termasuk juga pendapatan bunga, sewa, laba penjualan aktiva dan lain-lain. Batasan umum yang biasanya dgunakan adalah semua perubahan dalam jumlah bersih aktiva selain yang berasal dari pemilik perusahaan.




Prinsip Mempertemukan (Matching Princple)
            Yang dimaksud prinsip mempertemukan adalah mempertemukan biaya dengan pendapatan yang timbul karena biaya tersebut, Prinsip ini berguana unttuk menentukan besarnya penghasilan bersih setiap periode. Karena biaya itu harus di[pertemukan dengan pendapatannya maka pembebanan biaya sangat tergantung pada saat pengakuan pendapatan. Apabila pengakuan suatu pendapat ditunda, maka pembebanan biayanya juga akan ditunda sampai saat diakuinya pendapatan.
Prinsip Konsistensi (Consistency Principle)
            Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk menunjukkan keadaan keuangan dan hasi kegiatan perusahaan dalam satu periode akuntansi. Agar laporan keuangan dapat dibandingkandengan tahun-tahun sebelumnya, maka metode-metode dan prosedur-prosedur yang digunakan dalam proses  akuntansi bharus diterapkan secar konsisten dari tahun ke tahun, sehingga bila terdapat perbedaan antara suatu pos dalam dua periode, dapat segera diketahui bahwa perbedaan itu bukan selisih akibat penggunaan metode yang berbeda.
Prinsip Penggunaan Lengkap (Full Disclousure Principle)
            Yang dimaksud dengan pronsip pengungkapan lengkap adalah menyajikan informasi yang lengkap dalam laporan keuangan. Karena informasi yang disajikan itu merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi dalam satu periode dan juga saldo-saldo dari rekening-rekening tertentu, tidaklah mungkin untuk memasukkan semua informasi-informasi yang ada ke dalam laporan keuangan. Biasanya keterangan tambahan atas informasi dalam laporan keuangan dibuat dalam bentuk catatan kaki dalam laporan keuangan biasanya dituliskan dalam kurung dibawah elemen yang bersangkutan, atau dengan memakai rekening-rekening tertentu dan sebagai lampiran-lampiran.

Tujuan Kualitatif
Informasi keuangan akan bermanfaat bila dipenuhi ketujuh kualitas berikut :
1.      Relevan
Relevasi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud sebenarnya. Bila informasi tidak relevan untuk keperluan para pengambil keputusan, informasi demikian tidak akan ada gunanya, betapun kualitas-kualitas lainnya terpenuhi. Sehubung dengan tujuan relevansi seyogyanya dipilih metode-metodde pengukuran dan pelaporan akuntansi keuangan yang akan membantu sejauh mungkin para pemakai dalam pengambilan jenis-jwnis keputusan yang memerlukan penggunaan data akuntansi keuangan. Dalam mempertimbangkan relevansi dari pada informasi yang bertujuan umum (general purpose information),perhatian difokusakan pada kebutuhan umum pemakai, dan bukan pada kebutuhan khusus pihak-pihak tertentu: dengan demikian, suatu informasi mungkin mempunyai tingkat relevansi yang tinggi untuk kegunaan khusus tertentu,sementara kecil sekali relevansinya bagi kegunaan yang lain.
2.      Dapat dimengerti
Informasi harus dapat dimengerti oleh pemakainya, dan dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang disesuaikan dengan batas pengertian para pemakai. Dalam hal ini, dari pihak pemakai juga diharapkan adanya pengertian/pengetahuaan mengenai aktivitas-aktivitas ekonomi perusahaan, peroses akuntansi keuangan, serta istilah-istilah teknis yang digunakan dalam laporan keuangan.
3.      Daya uji
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan-pertimbangan dan pendapaat yang subyektif. Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia didalam proses pengukuran dan pengajian informasi, sehingga proses tersebut tidak lagi berlandaskan pada realita obyektif semata. Dengan demikian untuk meningkatkan manfaatnya, informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independen dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.










4.      Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergntung pada kebutuhan dan keinginan pihak-pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal tersebut akan merugikan pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan  yang berlawanan.
5.      Tepat Waktu
Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan tersebut.
6.      Daya Banding
Informasi dlaam laporan keuangan akan lebih berguna bila dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya dari perusahaan yang sama, maupun dengan laporan keuangan perusahaan-perusahaan lainnya pada periode yang sama.
7.      Lengkap
Informasi akuntansi yang lengkap meliputi semua data akuntansi keuangan yang dapat memenuhi secukupnya enam tujuan kualitatif diatas. Semua fakta dan informasi tambahan yang dapat mempengaruhi perilaku dalam pengambilan keputusan, harus diungkapkan dengan jelas.